oleh : Eliza Nur Fitriana, Manajemen dan Kebijakan Publik, UGM 2008
Film “An Inconvenient Truth” merupakan film global yang dibintangi oleh Al Gore dan disutradarai oleh Davis Guggenheim. Film ini juga menceritakan sisi lain dari Al Gore (mantan wakil presiden Amerika Serikat pada era Bill Clinton). Dalam film ini diceritakan global warming menyebabkan berbagai permasalahan dunia. Permukaan air laut perlahan naik sampai menelan pantai timur Amerika. Gedung pencakar langit World Trade Center (yang sempat dibom 11 September 2001) bahkan ikut tenggelam. Di sini dapat dijelaskan bahwa pemanasan global sedang terjadi dan hal tersebut berbahaya bagi masa depan umat manusia. Contoh dalam hal ini, misalnya volume gletser yang menurun di berbagai tempat di dunia, badai Katrina, rata-rata suhu yang panas di berbagai kota di dunia, bencana kekeringan, penipisan es di Artik, serta luas daratan yang berkurang jika es di Antartika atau Greenland mencair.
Kehidupan pribadi Al Gore membuatnya menjadi pejuang lingkungan yang terkait dengan pemanasan global. Ada kaitan bahwa pemicu dari pemanasan global adalah dari dari Negara-negara yang sedang berkembang karena mereka mempunyai penduduk miskin, sehingga mereka lebih mengandalkan kekayaan SDA dengan melakukan penebangan hutan, eksplorasi migas, pembukaan lahan baru, industrialisasi untuk meningkatkan kondisi ekonomi. Mereka juga belum siap untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan dalam membangun infrastruktur seperi listrik dan bengunan industri. Ada berbagai hal yang menyebabkan munculnya pemanasan global menurut Al Gore diantaranya yaitu teknologi baru untuk oksploitasi bahan fosil dan hutan, Industrialisasi yang mulai dikembangkan tanpa ada pembatasan dan pengolahan ambang batas limbah maupun polutan.
Jika mayoritas ilmuwan di dunia ini benar, maka manusia hanya mempunyai waktu sepuluh tahun untuk menghindari bencana luar biasa yang membawa planet bumi kepada pengrusakan termasuk iklim cuaca, banjir, masa kekeringan, wabah dan gelombang panas mematikan melebihi apa pun yang pernah kita alami Global warming akan dirasakan seluruh dunia tanpa terkecuali: Afrika akan mengalami kekeringan, Asia akan mengalami banjir, Amerika akan mengalami badai dan tornado, serta seluruh dunia akan mengalami dampak naiknya air laut. Penelitian dari para ahli yang dilakukan di wilayah Greenland memperlihatkan bahwa siklus bumi terjadi perubahan tiap tahunnya dari ribuan tahu yang lalu. Namun perubahan yang mencolok pada iklim bumi terjadi dalam sepuluh tahun terakhir yang terus meningkat tanpa adanya penurunan. Laporan dari IPCC tekait dengan perubahan iklim adalah mengenai semakin meningkatnya panas atmosfir yang meningkat dari 1,4 derajat celcius menjadi 5,8 derajat celcius di akhir abad 21 .
Anacaman lain yang lebih besar adalah mulai mencairnya es di wilayah Alaska, Greenland, Kutub Utara dan daearah Antartika. Padahal fungsi es ini sangat penting bagi keseimbangan iklim dan cuaca bumi yang menentukan kesehatan lingkungan kita dan juga sebagi pemantul dari radiasi matahari serta tempat tinggal bagi satwa seperti beruang, anjing laut dan penguin. Semua ini akan menghancurkan Bumi dan diperkirakan 100 juta orang lebih bisa terancam. Hal ini tidak terasa oleh manusia karena manusia semakin terbiasa dengan keadaan yang ternyata dapat menghancurkan kehidupan makhluk hidup. Ada analogi menarik yang dipaparkan dalam film ini. Seekor kodok dimasukkan dalam air mendidih, ia akan segera melompat kembali keluar karena tiba-tiba merasakan kondisi berbeda. Namun, bila kodok dimasukkan dalam air yang normal kemudian perlahan-lahan air itu dipanaskan, kodok itu tak akan melompat keluar. Ini sama dengan manusia yang tidak merasa khawatir akan pemanasan Bumi, padahal Bumi terancam.
Pemanasan Global adalah meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (GRK) terutama karbon dioksida CO2, gas metan CH4 dan nitrous oksida N2O yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar dari fosil, penggundulan hutan dan praktek pertanian sedangkan perubahan ini ditandai dengan melimpahnya hujan di atas rata-rata saat musim hujan dan kemarau yang berkepanjangan pada musim panas . Pemanasan merupakan keadaan di mana suhu atmosfer bumi meningkat, sehingga es di kutub mencair. Suhu atmosfer bumi bisa meningkat karena efek rumah kaca (greenhouse effect). Karena jumlah gas-gas rumah kaca (misalnya karbondioksida, metana, dll) di atmosfer melebihi batas, mereka menahan panas matahari yang masuk sehingga suhu di bumi semakin lama semakin meningkat.
Gore memperkirakan perubahan yang besar yang terjadi ini setelah jumlah kondisi emisi karbon di bumi semakin banyak. Hal ini terjadi setelah banyak Negara melakukan revolusi industri, kegiatan pertambangan pada bahan energi dan mineral serta perambahan hutan guna kepentingan ekonomi. Kegiatan ini terjadi berlangsung dalam waktu lama tanpa ada upaya penyeimbangan yang berkelanjutan dari Negara-negara yang melakukan kegiatan tersebut.
Gore kemudian membahas mengenai dampak dari global warming yaitu ancaman kepunahan berbagai macam hewan-hewan besar, aves, amphibi maupun biota laut. Fluktuasi temperatur yang terjadi saat ini mengakibatkan perubahan iklim dan membawa dampak pada kemampuan satu spesies untuk hidup dihabitat asli mereka dan semakin terancaman kepunahan bagi banyak spesies.
Kemudian film tersebut memberikan penjelasan bahwa masih ada harapan dan kemungkinan untuk hidup terus di Bumi, yaitu dengan melakukan perubahan kecil yang dimulai dari diri sendiri sampai dengan langkah global. Kepentingan dari penghentian efek global warming telah menjadi hal yang sangat penting sebagai tanggung jawab dan kepentingan bersama sebagai langkah untuk mencegah dan mengurangi efek dari pemanasan global yang tidak lain telah disebabkan oleh perilaku manusia.
Prolematika
Dampak Pemanasan Global:
1. Iklim mulai tidak stabil. Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma.
2. Peningkatan permukaan laut.
3. Suhu global cenderung meningkat. Beberapa Negara mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Namun, di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam.
4. Gangguan ekologis. Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
5. Dampak sosial. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain. Contoh lain yaitu kekeringan dan kebakaran. Kekeringan yang berkepanjangan akan memperbesar kemungkinan kebakaran dalam suatu tempat.
Solusi Problematika
Tindakan yang bisa kita lakukan dalam mengendalikan global warming dimulai dari langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan, seperti:
1. Membeli produk-produk yang bisa didaur ulang karena dapat mengurangi pencemaran.
2. Berjalan kaki saat bepergian jika jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh.
3. Membawa tas sendiri untuk barang belanjaan sehingga mengurangi penggunaan kantong plastik.
4. Membuang sampah pada tempatnya.
5. Mematikan lampu jika tidak diperlukan.
6. dll
Kemudian langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk kepentingan agregat dalam mengendalikan pemanasan global, diantaranya:
1. Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya.
2. Menerapkan pemahaman dan pengetahuan tentang pentingnya bagaimana melestarikan lingkungan dan pencegaham global warming.
3. Penggunaan sistem AMDAL bagi kegiatan pembangunan yang terkait dengan kelestarian lingkungan.
4. Pembatasan emisi buang kendaraan di jalanan.
5. Reboisasi hutan.
6. Menjaga dan melindungi kelestarian ekosistem hutan.
7. Menjaga dan melindungi ekosistem laut dan terumbu karang.
8. Pencegahan pergantian penggunan lahan hutan lindung untuk kegiatan manusia yang bersifat ekonomis.
9. Pencegahan pestisida dan bahan-bahan kimia bagi produk pertanian.
10. Pengelolaan limbah secara baik dan benar.
11. Melaksanakan pelestarian lingkungan antara Negara industri dengan Negara berkembang terutama untuk merawat lingkungan dalam kaitannya mencegah global warming.
12. Komitmen bersama melaksanakan Protol Kyoto secara mengglobal. Protol Kyoto merupakan salah satu kerjasama untuk pengurangan karbondioksida tersebut menelan biaya yang sangat besar. Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.
Sumber:
Fachrudin M. Mangunjaya.2006. Hidup Harmonis dengann Alam. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sonia Labatt and Rodney R. White dalam Fatkurrohman. 2009. Pemanasan Global dan Lubang Ozon: Bencana Masa Depan. Yogyakarta: Media Wacana
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global (diakses pada tanggal 6 Maret 2011, pukul 22:52)
Wednesday, February 8, 2012
Review Film "An Inconvenient Truth" - Al Gore
4:47 AM
1 comment







Kamu dapet film ini yg ada translate bahasanya ga? Butuh banget nih film an inconvenient truth tapi ada subtittle bahasanya
ReplyDelete