08/270332/SP/23074
Analisis Kebijakan Publik
Millenium Development Goals (MDGs) adalah sebuah “kerangka” terukur dan komprehensif yang dapat membantu menyuarakan harapan, aspirasi, dan kebutuhan mendesak dari kelompok termiskin. Upaya sungguh-sungguh demi pencapaian berbagai tujuan yang diusungnya, yaitu terkait permasalahan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, kesehatan anak dan ibu, persebaran penyakit menular, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan serta kerusakan lingkungan yang terasa semakin perlu dan mendesak.
Secara keseluruhan, Indonesia telah mendekati target Millenium Development Goals (MDGs) yang akan dicapai sampai 2015. Dari hasil capaian MDGs terungkap bahwa kesejahteraan masyarakat Indonesia meningkat. Salah satunya, pendidikan dasar untuk semua makin membaik. Upaya Indonesia terkait pendidikan dasar dan melek huruf sudah menuju pada pencapaian target 2015 (ontrack). Bahkan Indonesia menetapkan pendidikan dasar melebihi target MDGs dengan menambahkan sekolah menengah pertama sebagai sasaran pendidikan universal.
TUJUAN 2: MENCAPAI PENDIDIKAN UNTUK SEMUA
Target 3: Menjamin pada 2015 semua anak dimanapun, laki-laki maupun perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar
INDIKATOR 1990 SAAT INI TARGET CATATAN STATUS
6 Partisipasi ditingkat SD (APM) 88,7% 94,7% 100% Terus naik Sesuai target
6a Partisipasi ditingkat SMP (APM) 41,9% 66,5% 100% Naik perlahan Sesuai target
7a Proporsi Murid yang bersekolah hingga kelas 5 75,6% 81,0% 100% Naik perlahan Sesuai target
7b Proporsi Murid yang tamat SD 62,0% 74,7% 100% Naik perlahan Sesuai target
8 Melek Huruf Usia 15-24 96,6% 99,4% 100% Terus naik Sesuai target
Sumber: http://www.scribd.com/doc/11482294/Mdgs
Pada 2008/2009, angka partisipasi kasar (APK) SD/MI termasuk paket A telah mencapai 116,77 persen dan angka partisipasi murni (APM) sekitar 95,23 persen. Pada tingkat dasar (SD/MI) secara umum disparitas partisipasi pendidikan antara propinsi semakin menyempit dengan APM di hampir semua propinsi telah mencapai lebih dari 90 persen. Tantangan utama target ini adalah meningkatkan pemerataan pendidikan secara adil baik untuk semua anak laki-laki dan perempuan. Dari tabel tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa dalam pencapaian pendidikan untuk semua, sudah mengalami kenaikan walaupun naik secara perlahan.
Target MDG kedua yaitu mencapai pendidikan dasar untuk semua pada 2015. Ini artinya bahwa semua anak Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, akan dapat menyelesaikan pendidikan dasar. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memenuhi target ini dengan mencanangkan Program Wajib Belajar 9 tahun. Kebijakan ini terbukti telah meningkatkan akses untuk pendidikan SD. Akan tetapi, masih banyak anak usia sekolah di pelosok negeri yang belum dapat menyelesaikan SD-nya. Bahkan di perdesaan, tingkat putus sekolah dapat mencapai 8,5%. Kualitas pendidikan di Indonesia selama ini masih perlu ditingkatkan dan manajemen pendidikan juga kurang baik.
Apabila target kedua ini ingin dicapai, seluruh pemangku kepentingan diseluruh negeri, termasuk pemerintah pusat dan daerah, organisasi masyarakat sipil, masyarakat umum, akademisi, sektor swasta dan media perlu untuk bekerja sama memastikan bahwa kebijakan, strategi dan program di masa yang datang terkait Program Wajib belajar 9 tahun harus terfokus pada peningkatan akses dan memperluas kesempatan belajar kepada seluruh anak usia sekolah , terutama mereka yang berada di daerah miskin dan daerah pedalaman. Dinas Pendidikan di daerah juga perlu untuk meningkatkan kualitas dan kesesuaian pendidikan dasar untuk memastikan bahwa seluruh lulusannya akan memiliki kemampuan dasar untuk bekerja atau meneruskan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Sistem manajemen sumberdaya pendidikan juga perlu ditingkatkan, sehingga seluruh lembaga yang terkait dengan pendidian dasar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara lebih efisien dan efektif. Kunci dari kesusksesan pemerintah dalam mensukseskan pendidikan dasar 9 tahun adalah dengan keterlibatan orang tua murid dan tokoh masyarakat, serta organisasi masyarakat sipil dan sektor swasta. Kelompok kepentingan ini akan membantu memobilisasi berbagai sumberdaya untuk mendukung tercapainya tujuan program Wajar 9 Tahun. Selain itu, kesempatan juga perlu diperluas kepada sekolah swasta dan lembaga pendidikan berbasis masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan dasar.
Indikator MDGs yang berkaitan dengan tujuan mencapai pendidikan untuk semua tersebut sudah cukup SMART (Specific, Measurable, Achievable, Reliable, Time-Bound).
1. Spesifik: tidak terlalu luas, tetapi juga tidak terlalu sempit/simpel.
2. Measurable: terukur, ada alat yang bisa dipakai untuk menentukan nilai.
3. Achievable: keterjangkauan, bisa dicapai atau tidak. Untuk jangka waktu: short term, long term. Untuk mengukur, input, output, outcome, impact. Input: anggaran, teknologi, SDM, jangka waktu (batasan). Output (proses yang berlangsung). Outcome (akibat dari output, objektif, berkaitan dengan tujuan jangka pendek). Impact (terkait dengan tujuan suatu kegiatan jangka panjang). Indikator-indikator tersebut apaka bisa dicapai atau tidak. Jadi kalau memang indikator tersebut sekiranya tidak akan bisa dicapai, lebih baik tidak usah dicantumkan. Kemudian mencari indikator yang kemungkinan tercapai lebih besar.
4. Reliable: dapat dipercaya, dapat mengukur secara cermat. Indikator-indikator yang ada benar-benar dapat mengukur meningkatnya pendidikan bagi semua. Semakin besar angka, maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pencapaian indikator tersebut. Contoh: Melek huruf usia 15-24, pada tahun 1990 mencapai 96,6%, kemudian saat ini angka melek huruf mencapai 99,4%. Hal ini menunjukkan status keberhasilannya terus naik dan sesuai target.
5. Time-bound: batas waktu, bisa diketahui kapan tercapainya. Jika pada tahun 2010 angka melek huruf sudah mencapai 99,4%, maka bisa diperkirakan pada tahun 2015, pendidikan untuk semua akan benar-benar-benar tercapai sesuai target.
Dari indikator-indikator dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang kedua, yaitu mencapai pendidikan untuk semua, diketahui bahwa dalam pencapaian pendidikan untuk semua, sudah mengalami kenaikan walaupun naik secara perlahan. Namun, masih terdapat beberapa kelemahan, yaitu:
Indikator yang ada terlalu simpel
MDGs terpaku pada pendidikan formal. Sedangkan pendidikan nonformal maupun informal tidak terlalu diperhatikan.
Seharusnya, kebijakan yang ditempuh dalam tujuan mencapai pendidikan untuk semua, di dalam MDGs tersebut mencantumkan indikator yang menjelaskan mengenai pentingnya pendidikan di luar pendidikan formal.
Sumber:
http://www.ampl.or.id/lain-lain/pdf/tabel_mdg_ina.pdf (diakses pada tanggal 18 Desember 2010 pukul 15:11)
http://undp.or.id/pubs/docs/Let%20Speak%20Out%20for%20MDGs%20-%20ID.pdf (diakses pada tanggal 18 Desember 2010 pukul 15:13)
http://www.targetmdgs.org/download/MDGsNEWS_1.1_lowres.pdf (diakses pada tanggal 18 Desember 2010 pukul 15:13)
http://dinsos.bulelengkab.go.id/?page_id=177 (diakses pada tanggal 18 Desember 2010 pukul 15:19)
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=22 (diakses pada tanggal 18 Desember 2010 pukul 15:25)











